..:: Selamat Datang di iloworld.blogspot.com ::..

Jumat, 28 September 2007

YBK dan Walhi Bahas Aplikasi SIG untuk Bencana Aceh



Buana Katulistiwa- Pemanfataan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk bencana Aceh menjadi perhatian serius berbagai kalangan. Walhi Eksekutif Nasional, di kantornya Mampang Prapatan, Jakarta, Selasa (3/1) misalnya mengambil inisiatif untuk mengadakan rapat koordinasi pembangunan sistem ini karena dinilai belum dimanfaatkan dan terkoordinasi dengan baik. Koordinator program dari Walhi, Handiman Rico, mengatakan sistem ini akan digunakan untuk pemantauan perkembangan bantuan kemanusiaan yang dilakukan oleh rekan-rekan LSM di Aceh. "Updating data bersifat dua arah, dari posko-posko ke pusat dan nantinya digunakan oleh posko-posko disana dan masyarakat" paparnya.

Data akan di-update sesuai dengan informasi dari lapangan berupa data logistik, korban dan relawan. Tiap data memiliki klasifikasi sendiri, untuk logistik akan diperjelas apa saja yang tersedia dan yang dibutuhkan. Untuk korban dibagi menjadi korban selamat, meninggal dan dalam perawatan. Relawan pun akan diklasifikasi berdasarkan keahlian.

Sistem ini diharapkan dapat memberikan informasi terkini tentang keadaan di lapangan yang berguna untuk koordinasi. Hasil dari pengolahan data akan ditampilkan dalam website Walhi dan disebarkan untuk umum. Ditambahkan Rico, untuk saat ini hanya data dari LSM rekanan Walhi saja yang bisa ditampilkan. "Kita tidak yakin akan mendapatkan data dari posko bantuan atas nama pemerintah dan swasta" keluhnya. Namun, inilah tantangan untuk memberi informasi sebaik-baiknya, ujarnya memberi semangat.

Data yang dikirim melalui faksimili akan di masukan ke dalam sistem oleh tim relawan operator. Kemampuan penguasaan perangkat lunak pemetaan menjadi tuntutan yang harus dikuasai oleh relawan operator. Tuntutan ini disanggupi anggota Geographical Mountaineering Club Universitas Indonesia (GMC UI) yang terdiri dari mahasiswa Geografi UI, yang memang mendapatkan mata kuliah keahlian di bidang SIG. Untuk penyediaan data dasar digital wilayah Aceh, Yayasan Buana Katulistiwa (YBK) bersedia memberikannya.

Rapat ini diikuti oleh tiga orang staf YBK, lima orang relawan GMC UI, dan dua orang koordinator dari Walhi. Rapat diakhiri pukul 19.30 dan rencananya pelaksanaan akan dimulai hari ini (4/1).

Dayat, seorang relawan dari GMC UI menjelaskan bahwa ia dan rekannya telah menawarkan konsep ini ke beberapa Posko Bantuan, namun ditolak. "Kami datang malah dicuekin, boro-boro diterima", jelasnya seusai rapat. Keinginan untuk memberi bantuan sesuai kemampuan, seperti gayung bersambut dengan rencana Walhi untuk ini.

Direncanakan, dalam waktu dekat ini akan dikirim relawan yang bersifat sebagai kolektor data dan koordinasi jenis data yang dibutuhkan oleh tim pusat dengan posko. "Datanya yang diambil akan bersifat geografis, kemungkinan rekan GMC lain yang akan dikirim" ujar Sapta Ananda, koordinator operator SIG dari YBK. Ia menambahkan, kolektor data ini dibutuhkan untuk menpertajam analisis yang mungkin dibuat sesuai kebutuhkan penyampaian bantuan. (dp)

Tidak ada komentar: